Pertama kali dengar tentang "Ekonomi Digital", jelas bingung. Entah apa maksud dari ekonomi digital, rasanya sangat tabu di telinga kita pastinya. Ekonomi? Jelas semua tahu; aktivitas kita sehari-hari baik kita sebagai produsen yang memproduksi maupun kita sebagai konsumen yang menggunakan produk atau jasa dari brand tertentu. Namun, pengertian ekonomi ditambah digital, mungkin masih menjadi hal asing. Padahal, setiap hari mungkin saja kita menggunakannya. Terutama para milenial, yang lahir di tahun 80 hingga 90an. Ekonomi digital bagi penulis dapat diartikan sebagai aktivitas ekonomi yang berbasis digital, yakni pemanfaatan teknologi internet baik khususnya gadget / handphone.
"Ekonomi Digital dapat mendongkrak ekonomi tumbuh hingga 7%." - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.Dilansir dari katadata.co.id, menurut Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ekonomi Digital dapat mendongkrak ekonomi tumbuh hingga 7%. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pengguna belanja online melalui digital yang mencapai 24,74 juta per tahun dengan transaksi rata-rata 3 juta per-tahun. Jumlah yang sangat fantastis bukan?
Bukan hanya itu, penggunaan ekonomi digital mendongkrak penjualan khususnya UMKM di Indonesia. Pastinya ini menjadi peluang kerja baru bagi masyarakat. Semua produk yang tadinya hanya dijual melalui metode mouth to mouth atau hanya dipajang di pasar, bisa mereka jual di online sehingga peluang pembeli semakin besar. Ya, masyarakat dari Sabang hingga Merauke dapat melihat produk yang dijual, dari wilayah manapun.
Belanja online sudah menjadi pilihan pertama saat milenial membutuhkan sesuatu. Dari hal yang kecil hingga belanja dengan nominal yang besar seperti pembelian handphone, laptop ataupun elektronik lainnya. Tentunya mereka tidak khawatir, ekonomi digital sudah sangat aman. Sudah tidak lagi khawatir tertipu dengan penjual, karena banyak juga yang menawarkan jasa pengembalian.
Setiap harinya pasti saja menerapkan ekonomi digital dalam kegiatan sehari-hari. Contohnya saja, penggunaan jasa Go-Jek, dengan pembayaran metode Go-Pay. Siapa saja disini yang merasakan manfaat langsung dari Go-Pay?
Cashback 50% setiap akhir bulan [Go-Pay Day] dari banyak Merchant. Semua orang pasti tergiur, dengan promo yang diberikan. Bahkan hingga rela antri berjam-jam hanya untuk mendapatkan produk yang diinginkannya dengan setengah harga. Selain itu, Go-Pay yang digunakan untuk penggunaan jasa ojek online juga semakin membuat masyarakat tergoda. Potongan harga hingga 20% dapat diberikan oleh Go-Jek.
Lain dengan Go-Pay, Ovo juga menawarkan fasilitas yang sama.
Lebih luas lagi, Ovo bukan hanya bekerjasama dengan Grab yang menawarkan potongan harga jasa Grab-Bike atau Grab Car, Ovo juga bekerjasama dengan banyak merchant seperti Shihlin, D'Crepes hingga Tokopedia. Pembelian online yang dapat dibeli kapan saja ditambah dengan metode pembayaran Ovo secara digital yang mudah, sangat menggiurkan bukan?
Belanja online sudah menjadi pilihan pertama saat milenial membutuhkan sesuatu. Dari hal yang kecil hingga belanja dengan nominal yang besar seperti pembelian handphone, laptop ataupun elektronik lainnya. Tentunya mereka tidak khawatir, ekonomi digital sudah sangat aman. Sudah tidak lagi khawatir tertipu dengan penjual, karena banyak juga yang menawarkan jasa pengembalian.
Setiap harinya pasti saja menerapkan ekonomi digital dalam kegiatan sehari-hari. Contohnya saja, penggunaan jasa Go-Jek, dengan pembayaran metode Go-Pay. Siapa saja disini yang merasakan manfaat langsung dari Go-Pay?
Foto: Dok pribadi |
Cashback 50% setiap akhir bulan [Go-Pay Day] dari banyak Merchant. Semua orang pasti tergiur, dengan promo yang diberikan. Bahkan hingga rela antri berjam-jam hanya untuk mendapatkan produk yang diinginkannya dengan setengah harga. Selain itu, Go-Pay yang digunakan untuk penggunaan jasa ojek online juga semakin membuat masyarakat tergoda. Potongan harga hingga 20% dapat diberikan oleh Go-Jek.
Lain dengan Go-Pay, Ovo juga menawarkan fasilitas yang sama.
Foto: Dok pribadi |
Selain Go-Pay dan Ovo, saya juga menggunakan jasa E-Money yang dapat digunakan untuk memudahkan transportasi, seperti E-Toll, Trans-Jakarta dan Commuter Line.
Tentunya tidak hanya tiga jenis diatas, sangat banyak contoh ekonomi digital disekitar kita. Diantaranya meliputi layanan hiburan, asuransi, dll.
Saya sendiri sangat menikmati ekonomi digital di zaman serba mudah ini. Ekonomi digital sangat strategis untuk diterapkan ditengah banyak kesulitan yang dihadapi jika kita menggunakan metode cash. Tidak terbayang jika tidak ada ekonomi digital, mungkin setiap pengguna mobil harus menghadapi macet berjam-jam untuk menunggu antrian pengembalian dana cash. Tidak terbayang juga antrian Trans Jakarta dan Commuter Line untuk membeli tiket keberangkatan setiap perjalanan.
Milenial, menggunakan ekonomi digital tentunya menjadi solusi untuk segala metode pembayaran. Ekonomi digital tidak dapat dihindari saat ini. Kemudahan yang ditawarkan justru mendorong daya saing juga daya beli masyarakat. Jadi, mari kita dukung bersama penggunaan ekonomi digital di Indonesia. Sudah saatnya Indonesia maju yang salah satunya dipengaruhi oleh majunya perekonomian.
Ekonomi digital untuk hari ini dan masa depan.
Milenial, menggunakan ekonomi digital tentunya menjadi solusi untuk segala metode pembayaran. Ekonomi digital tidak dapat dihindari saat ini. Kemudahan yang ditawarkan justru mendorong daya saing juga daya beli masyarakat. Jadi, mari kita dukung bersama penggunaan ekonomi digital di Indonesia. Sudah saatnya Indonesia maju yang salah satunya dipengaruhi oleh majunya perekonomian.
Ekonomi digital untuk hari ini dan masa depan.
Komentar
Posting Komentar